Riwayat Hidup Adnan Oktar
November
2006
Agustus
2005
(Harun Yahya)Adnan Oktar dikenal sebagai seorang
penulis dengan nama pena “Harun Yahya”.
Beliau adalah seorang ‘alim yang menghabiskan
seluruh hidupnya untuk berdakwah tentang
keberadaan dan keesaan Allah dan
keluhuran akhlaq Al Qur’an kepada
masyarakat. Berawal ketika masih duduk
di bangku universitas, beliau telah menggunakan
setiap saat dalam hidupnya demi dakwah ini dan
tidak pernah takut berhadapan dengan segala
kesulitan yang merintangi jalan. Hingga
kini, beliau tetap berdiri kokoh,
tegar dan sabar dalam menghadapi
segala tekanan dan fitnahan. Di bawah
ini adalah sedikit dari perjalanan
hidup Adnan Oktar, yan g juga dikenal dengan
nama pena Harun Yahya.
Adnan Oktar dilahirkan pada tahun
1956 di Ankara dan dibesarkan di kota
ini hingga lulus SMU. Komitment
beliau terhadap Islam tumbuh
semakin kuat ketika beliau duduk di bangku SMU.
Pada periode ini, pengetahuan yang mendalam
tentang Islam beliau dapatkan dari membaca
berbagai buku-buku agama. Di
samping itu, beliau juga memperoleh
pemahaman tentang fakta-fakta penting
lain yang kemudian beliau beritahukan kepada
orang-orang di sekitarnya. Pada tahun 1979,
Adnan Oktar pindah ke Istanbul untuk menuntut
ilmu di Universitas Mimar Sinan. Di
masa inilah beliau mulai
melaksanakan misi dakwah, menyeru
manusia kepada akhlaq yang baik dan memerintahkan
yang ma’ruf dan mencegah yang munkar.
Masa-masa di Universitas Mimar Sinan
Sejak
sebelum Adnan Oktar memulai kuliah
di Universitas Mimar Sinan, Istanbul,
institusi pendidikan tersebut telah berada di
bawah pengaruh berbagai organisasi ilegal berhaluan
Marxisme, sehingga pemikiran kekirian
tampak jelas mendominasi kampus.
Setiap orang, apakah ia staf di
sebuah fakultas ataupun mahasiswa,
adalah sosok materialis yang berpola pikir atheis.
Sungguh, para staf pengajar mengambil setiap
kesempatan yang ada untuk menyebarkan
filsafat materialistik dan Darwinisme
dalam kuliah-kuliah yang mereka
berikan kendatipun dua hal ini
tidak ada hubungannya dengan topik
kuliah mereka. Dalam lingkungan dimana ajaran
agama dan akhlaq tidak dipedulikan dan sama
sekali ditolak, Adnan Oktar menyeru orang-orang
di sekitar beliau kepada keesaan dan
keberadaan Allah. Sebagaimana
mungkin telah dimaklumi, dalam
kondisi demikian, Islam tidak diberi kesempatan
untuk tumbuh berkembang. Ibu beliau, Ny. Mediha
Oktar, menuturkan bahwa pada masa itu beliau
hanya tidur beberapa jam saja di
malam hari, sebagian besar sisa
waktu beliau gunakan untuk membaca,
membuat catatan dan menyimpan kumpulan
catatan tersebut.
Beliau membaca ratusan buku,
termasuk karya-karya pokok tentang
Marxisme, komunisme dan filsafat
materialistik, dan mempelajari
buku-buku ideologi kiri, termasuk karya-karya
klasik ataupun literatur-literatur lain yang
jarang dibaca orang. Beliau meneliti karya-karya
tersebut, menandai bagian-bagian
penting dan membuat catatan-catatan
di bagian belakang buku tersebut.
Hal ini membuat beliau sangat tahu
tentang filsafat-filsafat serta ideologi-ideologi
tersebut, jauh lebih tahu dibandingkan para
pendukung ideologi itu sendiri. Beliau juga
melakukan riset yang mendalam tentang
teori evolusi yang dianggap sebagai
landasan ilmiah dari
ideologi-ideologi tersebut dan mengumpulkan
berbagai dokumen dan informasi yang berhubungan
dengannya. Setelah mengumpulkan informasi yang
berlimpah tentang berbagai kebuntuan,
kontradiksi dan kebohongan yang
terdapat dalam filsafat dan
ideologi yang didasarkan atas pengingkaran
terhadap Allah ini; tanpa membuang-buang waktu
lagi, Adnan Oktar menggunakan informasi tersebut
untuk menyebarkan fakta-fakta yang
ada.
Hampir
ke setiap orang, termasuk para mahasiswa dan
staf pengajar di universitas, beliau mendakwahkan
keberadaan dan keesaan Allah, serta Al
Qur’an, Kitab Suci yang diwahyukan
Allah, dengan menggunakan
bukti-bukti saintifik. Di tengah-tengah pembicaraan
di kantin kampus, di koridor-koridor di saat
jam istirahat, seseorang dapat melihat beliau
sedang menjelaskan kelemahan dan
kesalahan filsafat materialistik
dan Marxisme dengan mengambil
cuplikan dari buku-buku yang menjadi referensi
dari ideologi itu sendiri. Beliau memberikan
perhatian khusus kepada
teori evolusi. Teori yang dimunculkan
oleh kelompok tertentu untuk melawan fakta penciptaan
ini diyakini sebagai sesuatu yang
benar oleh para mahasiswa
universitas secara luas. Dengan
menggunakan kedok sains, teori tersebut sebenarnya
bertujuan untuk meracuni dan menghancurkan akidah
dan akhlaq dari para pemuda tersebut.
Seandainya makar jahat dari
kebohongan ilmiah ini tidak
dibongkar, maka akan muncul generasi penerus
yang sama sekali tidak memiliki nilai-nilai
spiritual, moral dan religius.